Selasa, 18 Maret 2014

5 Alasan Mengapa MH370 sulit sekali ditemukan

| Selasa, 18 Maret 2014

http://wpmedia.news.nationalpost.com/2014/03/malaysia-plane.jpg?w=620&h=464Sudah dua pekan pencarian pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 yang hilang belum juga menuai hasil. Padahal, 26 negara di dunia telah mengerahkan sebagian armadanya demi menemukan titik terakhir jatuhnya pesawat berisi 227 penumpang dan 12 awak tersebut.

Terbatasnya kapasitas yang dimiliki kotak hitam membuat pencarian ini berpacu dengan waktu. Tidak sedikit pula tenaga dan pikiran para tim penyelamat dihabiskan meski dipenuhi ketidakpastian.

Kondisi ini menyebabkan munculnya berbagai spekulasi. Mulai dari dugaan pesawat dibajak, paspor palsu hingga lokasi-lokasi yang diduga menjadi titik terakhir keberadaan pesawat ini.

Patut diakui, tim penyelamat dari berbagai negara ini merasa kesulitan untuk mencari lokasi hilangnya pesawat. Berikut 5 alasan pesawat tersebut belum juga ditemukan hingga kini:
5 Alasan MH370 sulit sekali ditemukan

 1.
Area pencarian yang luas

Ditemukannya dua objek asing di tengah Samudera Hindia membuat area pencarian diperluas. Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan, wilayah pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 mencapai 3,6 juta kilometer persegi.

DigitalGlobe menggambarkan area tersebut terlalu luas untuk mencari satu pesawat yang hilang jejaknya sejak 8 Maret lalu. Kondisi ini membuat misi pencarian terhambat, sehingga menyulitkan armada terdekat untuk menyisir lokasi.

"Citra yang ditunjukkan satelit ini terlalu luas untuk pencarian real time tanpa mengetahui posisi untuk memulainya," ujar Juru Bicara DigitalGlobe Turner Brinton.

Objek yang tertangkap kamera satelit The WorldView-2 ini memperlihatkan benda sepanjang 24 meter, dan tampak mengambang di lokasi dengan kedalaman mencapai ribuan meter. Sementara objek kedua sepanjang lima meter.
5 Alasan MH370 sulit sekali ditemukan

2.
Terbawa arus

Pakar Oseanografi dari University of Western Australia, Chari Pattiaratchi mengatakan, arus di Samudera Hindia cukup ganas. Termasuk lokasi ditemukan dua objek tersebut dikenal dengan tempat berputarnya angin kencang dan ombak raksasa.

"Anda mungkin menemukan puing itu di permukaan laut tapi pesawat itu bisa berada di dasar samudera. Laut itu sangat dalam, sekitar lima kilometer," kata dia, seperti dilansir surat kabar Sydney Morning Herald, Kamis (20/3).

Pattiaratchi memprediksi, puing pesawat yang terbawa dari sekitar dis sekitar lokasi akan selalu bergerak hingga 1 mil laut setiap satu jam. Jika dalam 10 hari, maka pergerakan mencapai 300-400 kilometer.

"Jika terus bergerak akan sampai ke selatan Perth atau selatan Australia," katanya.
5 Alasan MH370 sulit sekali ditemukan

3.
Tiupan angin kencang sulitkan pencarian

Kecepatan angin di wilayah ini mencapai 28 knot atau 50 km per jam dalam keadaan normal. Saat berlangsungnya badai, tiupan angin bisa mencapai 90 knots (166 km per jam).

Namun, kecepatan angin terbesar yang tercatat pernah mencapai 115 knot (212 km per jam). Dalam catatan, tiupan kencang sudah termasuk dalam kategori topan karena dapat menghancurkan bangunan. Sementara, kecepatan wajar hanya 35 km per jam saja.

Tak heran jika pencarian yang berlangsung sejak Kamis (20/3) itu dilakukan setelah cuaca dianggap membaik. Meski, mereka belum memastikan bahwa temuan tersebut terkait dengan keping pesawat MH370.

"Kemarin (Kamis), kondisi cuaca tidak baik untuk pesawat dalam melakukan pencarian radar dan kami tidak melihat apapun di sana," ujat General Manajer Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA), John Young.
 5 Alasan MH370 sulit sekali ditemukan

4.
Pesawat tenggelam di laut yang dalam

Pakar Oseanografi dari University of Western Australia, Chari Pattiaratchi mengatakan, arus di Samudera Hindia cukup ganas. Termasuk lokasi ditemukan dua objek tersebut dikenal dengan tempat berputarnya angin kencang dan ombak raksasa.

"Anda mungkin menemukan puing itu di permukaan laut tapi pesawat itu bisa berada di dasar samudera. Laut itu sangat dalam, sekitar lima kilometer," kata dia, seperti dilansir surat kabar Sydney Morning Herald, Kamis (20/3).

Rata-rata kedalaman mencapai 3.890 meter. Titik paling dalam dimiliki Diamantina Deep, atau sekitar Palung Diamantina yang tercatat mencapai 8.047 meter, serta Palung Sunda dengan kedalaman 7.2587.725 meter. Bandingkan dengan Palung Laut Banda di Indonesia sedalam 6.500 meter.
 5 Alasan MH370 sulit sekali ditemukan

5.
Potongan besar tak akan mengambang

Steve Wallace, mantan Direktur Penyelidikan Kecelakaan dari Federasi Penerbangan Amerika Serikat menyebutkan, jika pesawat jatuh ke laut, potongan besarnya tak akan mengambang.

"Ketika pesawat jatuh menghantam laut, yang kemungkinan mengambang hanya seperti barang-barang seperti jaket, kursi. Bagian besar pesawat tak akan mengembang," jelasnya seperti dilansir CNN.

Sementara seorang fisiologi termal dari Universitas Sydney Christopher Gordon mengatakan, kemungkinan para penumpang selamat sangat kecil jika berada di bagian selatan Samudera Hindia. Sebab, perairan di sana sangat dingin.

"Di dalam air laut yang sangat dingin seseorang akan mengalami hipotermia dalam beberapa menit," ujarnya.

"Ketika berada di air yang dingin, di bawah lima derajat, perlahan mereka akan tidak lagi merasa hangat, kehilangan arah dan tidak akan bertahan dalam waktu yang tidak lama dan kemudian tenggelam."

Sumber : http://www.merdeka.com 
[tyo]

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar